Allah telah menjadikan manusia ini berpasang-pasangan. Malam pasangannya siang, jaga pasangannya tidur, hitam pasangannya putih dan lelaki pasangannya wanita. Kerana wanita adalah pasangan kepada lelaki, maka Allah telah menciptakan bentuk badan wanita itu dapat memikat hati lelaki. Bila berkata tentang terpikat, maka ia ada hubung kait dengan nafsu. Jika ia ada hubung kait dengan nafsu, ianya ada hubungan pula dengan bisikan syaitan. Jadi untuk mengawal nafsu, mestilah dikawal dengan iman. Untuk mendapatkan iman mesti menurut perintah Allah dan RasulNya dan menjauhi laranganNya. Pada mata lelaki, perempuan ini adalah simbol. Simbol apa, semua orang tahu. Orang lelaki mempunyai imaginasi yang nakal jika tidak dikawal dengan iman. Maka mata lelaki ini selalu menjalar apabila terlihat seorang perempuan. Setiap bentuk badan seorang perempuan dapat dihayati oleh lelaki dengan berbagai-bagai tafsiran nakal nafsu. Apabila seorang lelaki terlihat seorang perempuan, maka perkara pertama yang akan dilihatnya ialah rambut wanita berkenaan. Maka akan ditafsirlah berbagai2 cara oleh seorang lelaki akan rambut wanita berkenaan. Oleh kerana itulah wanita wajib menutup rambutnya. Apabila rambut wanita itu telah ditutup, maka mata lelaki itu akan turun ke bawah melihat bentuk lehernya, maka wajiblah wanita itu menutup lehernya. Maka mata lelaki itu akan turun lagi melihat bentuk payudaranya, maka wanita itu berkewajibanlah menutup bentuk payudaranya dengan memanjangkan jilbabnya. Setelah itu mata lelaki akan turun lagi melihat bentuk ramping pinggangnya, maka longgarkanlah pakaian supaya tidak ternampak bentuk pinggangnya, maka mata lelaki itu akan melihat pula akan bentuk punggungnya, maka wajiblah wanita itu membesarkan pakaiannya agar bentuk punggung tidak kelihatan, dan lelaki itu pula akan melihat bentuk pahanya, maka janganlah sesekali wanita itu memakai kain yang ketat sehingga terlihat bentuk pahanya walau sedikit, maka akan dilihat lagi oleh lelaki itu akan bentuk kakinya pula, maka janganlah wanita itu berseluar, kerana terus-terang pihak lelaki berkata, walau muslimah itu berjilbab besar dan berbaju besar, jika dia memakai seluar, walau terlihat besar sedikit, nafsu lelaki akan terusik secara sepontan, entah tak tahu kenapa? Mata lelaki ini nakal, setelah tidak terlihat bentuk kakinya, maka mata lelaki itu akan melihat pada kakinya, maka wajiblah para wanita untuk menolong lelaki itu agar tidak berdosa, menutup kakinya dengan memakai kaos kaki yang warnanya jangan sesekali berwarna kulit wanita, maka mata lelaki ini akan kembali ke atas, akan melihat pula bentuk tangan wanita itu, maka tolonglah wahai muslimah, agar memanjangkan jilbabnya untuk menutupi bentuk tangannya yang indah pada pandangan lelaki. Maka wahai lelaki, janganlah pula kamu melihat mukanya, kerana ia akan menimbulkan fitnah, kecuali jika kamu, ingin meminangnya. Jika wanita itu cukup shalihah, takut mukanya yang cantik akan menimbulkan fitnah, maka berpurdahlah kamu, jika itu lebih baik untukmu. Tetapi mata lelaki ini ada satu lagi jenis penyakit, yaitu Mata lelaki itu akan melihat dengan spontan jika ia melihat warna yang menyala atau terang jika ianya berada dekat pada wanita. Oleh karna itu wahai wanita, tolonglah jangan memakai pakaian yang warnanya menyala. Jika hendak berpakaipun, pakailah untuk suami. Itulah wahai muslimah, jika anda semua ingin tahu apakah dia mata lelaki itu, dan perlu diingatkan, jika semua aurat telah ditutup, jangan anggap tugas kita telah selesai, perlulah pula kita menjaga kehormatan diri masing2, jangan keluar seorang diri, keluarlah dengan mahram, atau keluarlah sekurang2 nya 3 wanita agar tidak diganggu gangguan luar. Mata lelaki pula janganlah menjalar langsung kepada muslimah, walau muslimah itu telah menutup aurat, insyaAllah selamat dunia akhirat. Seperti firman Allah,"Dan tundukkanlah pandanganmu dan jagalah kemaluanmu". Dunia sekarang telah banyak cacat celanya, sehingga ketaraf seseorang yang memakai tudung masih beliau tidak menutup aurat, dan pada kaum lelaki, mata kamu itu wajib untuk tidak mencuri2 melihat wanita muslimah, kerana ia dilarangi oleh Allah SWT. Ingat-ingatkanlah wahai muslimin muslimat. Sekilau-kilau berlian paling menarik untuk dicuri.. Seindah-indah ciptaan adalah yg paling sulit untuk dijaga...
Wanita adalah Perhiasan
Oleh: Zacky al-Atsary Wanita secara fitroh adalah perhiasan, keindahan, menyenangkan, dan memiliki potensi kuat membawa kedamaian sebagaimana memiliki potensi untuk dijadikan alat oleh orang kafir dalam kerusakan. Potensi tersebut akan bisa terealisasi apabila ia ditata sedemikian rupa mengikuti ajaran yang fitri, yaitu Islam. Untuk itu di antaranya Islam memberikan rambu-rambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan antara estetika dengan syari’ah. Pakaian yang dikenakan oleh wanita muslimah secara syar’i ditinjau dari kondisi yang melingkupinya dapat dikelompokkan menjadi tiga; pertama pakaian di hadapan mahram, kedua pakaian di hadapan suami, dan ketiga pakaian dihadapan lelaki ajnabi atau orang secara umum. a. Mahram bagi perempuan adalah orang yang diharamkan menikahinya untuk selama-lamanya, karena adanya hubungan kekerabatan atau susuan. Yang termasuk mahram bagi wanita adalah ayah, kakek, paman, anak, cucu, dan anak saudara laki-laki maupun saudara perempuan. Wanita di hadapan mahram diperbolehkan membuka beberapa bagian tubuh yang tidak boleh dilakukannya dihadapan selain mahram. Di antara yang boleh kelihatan di hadapan mahram adalah anggota wudlu (yang harus dibasuh dan diusap di dalam wudlu). Selain dari mahram yang telah disebutkan tersebut, masih ada beberapa kelompok orang yang boleh melihat anggota wudlu seorang muslimah, yaitu anak kecil yang belum baligh, budak, dan sesama muslimah.Abdullah Salim Sablam mengabarkan kepadaku, ia berkata, A’isyah ra mengagumi kejujuran Salim Sablan dan beliau sering memerintahkan sesuatu padanya. Pernah A’isyah memperlihatkan padaku bagaimana Rasulullah saw berwudlu, Maka Aisyah berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidungnya tiga kali, membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh tangan kanannya tiga kali dan tangan kirinya tiga kali, dan meletakkan tangannya pada bagian kepalanya sambil mengusapkan kedua tangannya ke telinga kemudian dilakukannya pula pada kedua pipinya, kata Salim, “Aku pernah mendatanginya untuk menebus diri, waktu itu Aisyah tidak menyembunyikan dirinya dari aku dan ia duduk di hadapanku serta bercakap-cakap denganku sampai aku pernah datang pada suatu hari dan kukatakan padanya, “Do’akan aku mendapat berkah wahai Ummul Mu’minin, Tanya A’isyah, “Ada apa dengan engkau wahai Salim” Jawab Salim “Aku telah dimerdekakan oleh Allah” Kata A’isyah, “semoga Allah memberi berkah kepadamu” kemudian A’isyah menurunkan tabirnya dari aku dan sejak itu aku tak pernah melihat wajahnya lagi (an-Nasa’i :100) b. Dalam syariat Islam, suami bagi isteri ibarat pakaian bagi seseorang. Mengingat posisi yang demikian maka pakaian isteri di hadapan suami tidak ada batas mana yang seharusnya ditutup. Dari A’isyah ra, berkata, “Saya dan Rasulullah saw mandi dari satu bejana karena jinabah”(Muslim:321, Ibnu Khuzaimah 250, dengan lafal Ibnu Khuzaiman) c. Ajnabi adalah laki-laki yang boleh menikahi seorang wanita, baik ketika hak menikahinya itu masih tetap atau terhalang. Yang dimaksud dengan terhalang misalnya adalah seorang suami yang ada dalam keadaan talak ba’in, meskipun untuk sementara dia kehilangan hak menikahi wanita, tetapi statusnya tetap sebagai ajnabi. Di hadapan ajnabi itu seorang muslimah harus menutupkan pakaiannya ke seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Sabda Rasulullah saw kepada Asma’ binti Abu Bakar ra“Sesungguhnya wanita yang telah datang bulan, tidak pantas untuk memperlihatkan bagian tubuhnya kecuali ini dan ini sambil menunjuk ke muka dan telapak tangan.(Abu Dawud:4104) Dalam menutup aurat tersebut, ada rambu-rambu yang harus dipenuhi, antara lain: 1- Longgar dan tidak tipis [transpartan], sebab ketika sempit maka akan memperlihatkan lekuk lekuk tubuh, dan kalau tranparan maka akan menampakkan tubuh, sebab diantara orang yang diancam di neraka adalah wanita yang berpakaian tapi telanjang karena tipis, dan ketat sebagaimana dalam hadits shohih dalam shohih Muslim:Dari Abu Huroiroh beliau berkata, Rasululllah saw bersabda : dua golongan dari penghuni neraka, aku belum melihat keduanya, kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, wanita wanita yang berpakaian tapi telanjang, menarik orang untuk menyeleweng, mereka condong menyeleweng, kepala mereka seperti punuk onta yang miring mereka tidak masuk sorga dan tidak mendapatkan aromanya, dan sungguh aromanya didapati dari perjalanan demikian demikian. (Muslim:3971) Sementara dalam riwayat ibnu ‘Abbas dikatakan jarak aroma sorga bisa dicium dari perjalanan 500 tahun :Barang siapa menisbahkan dirinya kepada selain ayahnya tidak mencium bau sorga, dan sungguh baunya tercium dari perjalanan 500 tahun. HR Ibnu Majah no 2601 dengan sanad shohih. (ibnu Majah:2601) 2- Tidak diperkenankan memakai pakaian laki-laki sebagaimana laki-laki tidak diperkenankan memakai pakaian wanita, sebab itu akan merusak karakter.Dari Ibnu ‘Abbas berkata: Nabi saw melaknat orang orang yang kebanci bancian dari kaum laki laki, dan orang orang yang kelaki lakian dari wanita dan beliau berkata usirlah mereka dari rumah kalian, maka nabi telah mengusir fulan, dan Umar juga mengusir fulan.(al-Bukhari:5432)Dari Abu Huroiroh ra berkata Rasulullah melaknat orang orang banci dari kaum laki laki yang menyerupai wanita, dan wanita yang kelaki lakian yang menyerupai kaum laki laki(Ahmad:7517) 3- Tidak menyerupai orang-orang kafir, karena menyerupai suatu kaum adalah indikasi terhadap adanya persamaan keyakinan dengan mereka yang ditiru, atau setidaknya merupakan bentuk pengakuan akan superioritas orang yang ditiru, atau indikasi cinta kepada yang ditiru, sedangkan seorang muslim dan muslimah diwajibkan merasa tinggi dengan Iman dan Islamnya atas orang kafir dan tidak boleh ada rasa cinta dengan orang kafir.Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah saw bersabda: Barang siapa menyerupai suatu kaum maka termasuk dari golongan mereka. (Abu Dawud:3512)